Idealisme luntur karena Istri (tercinta)

Pagi ini seperti biasa, aku brangkat kerja boncengan sama bojo.

Sudah sejak beberapa minggu ini, aku ngikutin kemauan bojoku (tercinta) yang minta supaya kami lewat jalur sepeda di samping Kanal Banjir Timur.

Memang, secara waktu kami jadi lebih cepat (sedikit) jika dibandingkan jika kami lewat jalur normal (jalan raya).

Apa hubungan nya dengan idealisme (-ku) ?

Tidak ada, sampe dengan tadi pagi, ketika bojoku (tercinta) minta kami lewat jalur yang apabila kami lewat sana, kami jadi penyebab jalanan jadi macet.

Aku (idealisme-ku), adalah orang yang paling benci ketika ada pengguna jalan lain yang bikin jalan / per-jalanan-ku macet/ terhambat.

Tapi, walau pun aku tau kami akan jadi bagian dari penyebab kemacetan, tetep saja aku penuhi permintaan-nya.

DILEMA

Aku yakin, aku gak akan nulis ini di blog, jika halĀ² seperti ini adalah hal yg biasa saja bagi-ku (sudah umum).

Seperti dalam lirik lagunya the vine ; you become what you hate or you hate what you become ?

Tp aku blm berubah (idealisme-ku) dalam hal ini, jadi lirik di atas blm cocok. I become what I hate, iya, Tp I not hate yet what I become :p

Kalo kata pak Mario Teguh, suami memang kepala keluarga, tapi Istri itu lehernya. Istri bisa merubah arah pandangan kita.

Jika besokĀ² lagi kami lewat sana, suatu saat idealisme-ku tentang sopan santun di jalan raya mungkin akan berubah. Semoga tidak.

:p

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.