Sakit Jiwa

Kekejaman manusia terhadap manusia lain dapat terjadi karena adanya kombinasi 3 faktor yang saling mendukung di waktu dan tempat yang tepat:  Psychopathology, Social Stressor and Social Justification

Setiap kali mendengar adanya kekerasan dan pembunuhan manusia baik itu kriminalitas, pembunuhan terhadap pencuri, pembunuhan acak, atau bahkan terorisme, kita selalu dihadapkan pertanyaan : Mengapa hal ini selalu berulang? akankah berakhir?  Apakah semua itu berasal dari dalam diri kita sebagai dorongan alami? Bila ini berasal dari dalam manusia mengapa ada masyarakat yang dapat meredam hal ini dan ada masyarakat lain yang pasrah tidak dapat membuat perubahan yang lebih baik?

Psychopathology. 
Tahukah anda tiap 1 dari 3 orang akan menderita penyakit mental paling tidak sekali dalam hidupnya, dan 31 persennya dapat berulang? Wanita lebih banyak menderita jenis depresi, sedangkan pria paling sering mengalami gangguan mengacau (disruptive). Beberapa contoh gangguan mental yang dapat menimbulkan kekejaman terhadap manusia lain atau diri sendiri adalah:
1. Mayor Depressive Disorder. Kehilangan motivasi (hidup) penurunan mood, kekurangan energi dan berpikiran bunuh diri
2. Gangguan bipolar. Gangguan mood yang ditandai dengan depresi dan episode manik dari berbagai panjang dan derajat.
3. Skizofrenia ditandai dengan perubahan persepsi tentang realitas, termasuk pengalaman delusi, halusinasi, bicara dan perilaku tidak teratur.
4. Borderline Personality Disorder, terjadi pada masa remaja.  Gejala spesifiknya adalah perasaan kronis kekosongan, ketidakstabilan emosi, pikiran paranoid, episode amuk, dan perilaku bunuh diri.
5. Fobia. Ditemukan pada orang dari segala usia.  Orang yang didiagnosis dengan fobia menderita perasaan teror dan ketakutan yang tidak terkendali, dibesar-besarkan reaksi terhadap bahaya yang mengancam dalam kenyataannya tidak hidup, dan biasanya disertai dengan reaksi fisik yang berhubungan dengan ketakutan ekstrim: panik, denyut jantung dan pernapasan cepat.
6. Pyromania.  Mendapat kesenangan dengan menonton hal terbakar. Dapat terjadi karena pemikiran delusi, penilaian terganggu karena gangguan mental lain, atau hanya sebagai perilaku agresif untuk mengekspresikan kemarahan.
Perlu diketahui tidak semua gangguan ini terlihat jelas, terkadang hanya ringan, sekilas dan sesaat.  Perubahan yang perlahan akan mengelabui orang disekitarnya.Apapun jenis dari gangguan di atas berujung kepada 2 jenis perilaku yaitu pasif depresif (jenis ini sangat mungkin menjadi pelaku bom bunuh diri) dan manik agresif (Jenis ini berpotensi untuk melakukan kekerasan terhadap orang lain maupun diri sendiri).  Jadi bisa dibayangkan berapa banyak anggota masyarakat yang disadari maupun tidak berpotensi melakukan kekerasan terhadap orang lain. 
Sangat penting untuk mengenali sejak dini seseorang yang menderita gangguan mental (kadang-kadang hanya salah satu sifat seperti : pemarah, galak, mudah tersinggung, tidak dapat bertoleransi, sampai ke perilakuk yang mulai berbahaya, mengancam, meledak-ledak) selidikilah latar belakangnya, bila sudah kearah yang merisaukan konsultasikan ke tenaga medis (psikolog/psikiater)

Social Stressor.  Stress adalah sebuah kejadian yang dialami seseorang yang memaksa orang itu untuk beradaptasi. Seseorang akan stress bila dia tidak memiliki kemampuan atau sumber daya untuk mengatasi stressor tersebut.  Stress akan menyebabkan perubahan emosi, perilaku, dan berisiko lebih besar untuk berkembang menjadi gangguan mental dan penyakit fisik (psikosomatis).
Stress sosial biasanya diakibatkan oleh kemiskinan, ketidak adilan sosial, atau karena banyaknya peraturan yang mengakibatkan seseorang tidak dapat mengembangkan pikiran dan perasaanya dengan bebas. Negara-negara dengan peraturan yang kaku, seperti di negara otoriter, teokrasi, atau negara yang berambisius untuk menjadi yang terbaik/lebih baik dari bangsa lain akan banyak menyebabkan rakyatnya stress. Lihatlah bagaimana negara-negara demokrasi dan mengamalkan kebebasan berekpresi menduduki daftar tertinggi masyarakat yang paling bahagia, dan akhirnya menjadi negara yang lebih produktif dan lebih sejahtera.

Social Justification
Yang dimaksud disini adalah pembenaran terhadap suatu pemikiran/tindakan (menyimpang).  Hampir semua masyarakat memiliki suatu budaya yang ‘aneh’ bagi masyarakat lain, misalnya pemahaman sederhana terhadap cara makan, memasak, pendidikan anak, cara pandang terhadap kehidupan dll…. Termasuk juga dalam konteks ini adalah ‘pembenaran masyarakat terhadap kejadian kekerasan pada manusia lain’.  Beberapa kelompok masyarakat membolehkan seseorang berperilaku kejam dengan alasan : orang tersebut patut/layak untuk dihukum, tindakan pembalasan, alasan keadilan, menjalankan hukum, ‘karena tidak dapat menahan emosi’ atau bahkan karena ‘terprovokasi’.  Bila dalam masyarakat berkembang nilai bahwa ‘tidak apa-apa berbuat keras-tegas atau bahkan kejam asalkan berdasarkan alasan tertentu’ maka hal ini akan sangat berbahaya.  Standar bahwa seseorang tidak boleh melukai baik mental maupun fisik terhadap orang lain adalah standar baku. Mungkin satu-satunya alasan yang paling bisa dimengerti adalah self defence.
Kedua faktor sebelumnya, faktor psikopatologi dan stressor sosial dapat menimbulkan kekejaman manusia terhadap manusia yang lain yang terjadi sporadis dan tiba-tiba, dan terbatas pada individu.  Banyak contoh di berbagai belahan dunia bagaimana seorang psikopat atau orang yang stress membunuh secara membabi buta tanpa pandang bulu.
Namun faktor pembenaran sosial terhadap kasus-kasus tertentu dapat mengakibatkan kekejaman individu menjadi terpelihara, meluas kepada kelompok, terus menerus berulang, saling membalas bahkan dengan skala yang berlipat.   Masyarakat harus dibantu untuk menyelesaikan segala masalah dengan hukum dan bukan dengan emosi atau standar nya sendiri atau kelompoknya.   Contoh yang mudah adalah, diperlukan lebih banyak orang untuk menghentikan orang-orang yang sedang menyiksa pencuri motor.

Hanya negara dengan masyarakat madani, demokratis, egaliter, tidak diskriminasi, menjunjung tinggi kebebasan berekspresi, dan berlandaskan hukum, dapat terhindar dari berkembangnya budaya perilaku kejam antar sesama manusia.

Maz Pandji :p

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.